BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang
bersifat non neoplastik. Tumor ovarium yang bersifat neoplastik diantaranya kistoma ovarii simplek dan kistadenoma ovarii musinosum. Tumor ovarium ini
terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor
merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii
musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium, dimana tumor
ini sering ditemukan pada wanita berusia antara 20-50 tahun.
Kebanyakan tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan
tanda, terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yang
ditemukan adalah akibat pertumbuhan, aktivitas hormon, atau komplikasi tumor
tersebut
Komplikasi tumor dapat menyebabkan perdarahan, putaran
tangkai robekan dinding kista sampai
terjadi keganasan. Jika terdapat
keganasan diperlukan operasi histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral
Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan penanganan yang
serius sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan agar masalah yang ada pada
ibu dapat teratasi.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan
reproduksi kistoma ovarii melalui pendekatan manajemen kebidanan
1.2.2
Tujuan
Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu ;
1)
Melakukan pengkajian pada ibu dengan kistoma ovarii
2)
Mengidentifikasi masalah dan diagnosa
3)
Mengidentifikasi kebutuhan segera
4)
Menentukan intervensi
5)
Mengevaluasi tindakan
1.3
Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi buku catatan
perkembangan pasien dan studi kepustakaan
1.4
Sistematika
Penulisan
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Ruang
Lingkup, Metode Penulisan, Pelaksanaan, Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Tinjauan Kasus terdiri dari Pengkajian, Interpretasi data dasar,
Identifikasi masalah potensial, Identifkasi kebutuhan segera, Intervensi,
Implementasi dan Evaluasi
BAB IV Penutup terdiri dari
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumor Ovarium
2.1.1 Klasifikasi
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat
neoplastik dan non neoplastik. Adapun klasifikasi tumor ovarium adalah sebagi
berikut :
1)
Tumor Non Neoplastik
a.
Tumor akibat radang
b.
Tumor lain
-
Kista folikel
-
Kista korpus luteum
-
Kista lutein
-
Kista inklusi Germinal
-
Kista endometrium
2)
Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
-
Kistoma ovarii Simplek
-
Kistadenoma ovarii serosum
-
Kistadenoma ovarii musinosum
-
Kista endometroid
-
Kista dermoid
b.Solid
-
Fibroma, leiomiama, fibroadenoma, papiloma, angioma,
limfangioma
-
Tumor Brenner
2.1.2
Gambaran
Klinik
Kebanyakan tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan
tanda, terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yang
ditemukan adalah akibat pertumbuhan, aktivitas hormon, atau komplikasi tumor
tersebut.
Akibat pertumbuhan
Gejala dan tanda tersebut berupa benjolan diperut
mungkin ada keluhan rasa berat, gangguan atau kesulitan defekasi karena
desakan, odem tungkai karena tekanan pada pembuluh balik atau lime dan rasa
sesak karena desakan diafragma ke kranial.
Aktivitas hormon
Pada umumnya tumor tidak mengubah pola haid, kecuali
jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon. Bila tumor menghasilkan hormon
kadang ada gangguan hormonal berupa gangguan haid.
Akibat Komplikasi
-
Perdarahan
kedalam kista yang sedikit-sedikit akan menyebabkan pembesaran kista.
Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak, akan terjadi
distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
-
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai
dengan diameter 5 cm atau lebih. Putaran
tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi,
tarikan ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale yang menimbulkan rasa sakit,
penekanan vena sehingga terjadi pembendungan darah dalam tumor dan perdarahan
didalamnya. Jika putaran tangkai berjalan terus akan terjadi nekrosis hemoragik.
-
Infeksi tumor, terjadi jika dekat tumor ada sumber
kuman pathogen, seperti appendicitis, divertikulitis atau salpingitis akut.
-
Robekan dinding
kista, jika terjadi robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara
akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung kedalam peritoneum dan
menimbulkan nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
2.1.3 Diagnosis
Diagnosis didasarkan pada :
1)
Pemeriksaan Fisik
Pada
pemeriksaan ditemukan tumor dirongga perut bagian bawah dan atau di rongga
panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besar, lakalisasi, permukaan,
konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlu ditentukan jenis tumor.
2)
Laparaskopi
Pemeriksaan
ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
3)
Ultrasonografi
Dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau
kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula
antara cairan dalam rangga perut yang bebas dan yang tidak
4)
Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.Selanjutnya
pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
5)
Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu
diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi
kista bila dinding kista tertusuk
2.1.4 Diagnosis Banding
-
Kehamilan
-
Ascites
-
Peritonitis TBC
-
Tumor abdomen lain
2.1.5 Penanganan
Tumor Ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
non neoplastik tidak. Jika tumor ovarium tidak memberi gejala dengan diameter
kurang 5cm kemungkinan besar tumor
tersebut kista folikel atau kista korpus luteum (tumor non neoplastik). Tumor
akan mengalami pengecilan spontan dan menghilang. Dalam hal ini dilakukan
observasi 2-3 bulan. Jika selama observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan
tumor kemungkinan bersifat neoplastik dan dipertimbangkan satu pengobatan
operatif.
Tindakan operasi pada tumor neoplastik yang tidak
ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor, Jika tumor besar atau ada komplikasi dilakukan
pengangkatan ovarium, disertai pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).
Jika terdapat keganasan operasi yang tepat adalah
histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral.
2.2 Tumor Kistik Ovarium Neoplastik Jinak
2.2.1
Kistoma Ovarii
Simplek
Kista mempunyai permukaan rata dan halus, bertangkai,
bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista
jernih, serus, dan berwarna kuning.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium, dan jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik
untuk mengetahui adanya keganasan.
2.2.2
Kistadenoma
Ovarii Musinosum
Tumor ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan
kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh
ovarium sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok
neoplasma ovarium. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara
20-50 tahun dan jarang pada masa prapubertas
Tumor berbentuk multilokuler, unilateral, dapat pula
bilateral. Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh
epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel, diantaranya sel-sel yang
membundar karena terisi lendir (goblet cells).
Penanganan terdiri dari pengangkatan tumor. Jika pada
operasi tumor cukup besar sehingga tidak tampak
sisa ovarium normal, dilakkan pengangkatan ovarium beserta tuba
(salpingo-ooforektomi). Setelah kista diangkat dilakukan pemeriksaan histologik
ditempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.
2.2.3
Kistadenoma Ovarii
Serosum
Kista berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium). Lebih sering
ditemukan kista bilateral. Umumnya kista tidak mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor licin, dapat pula berbagala
(lobulated) karena kista dapat
berbentuk multilokuler. Warna kista putih keabu-abuan.. Ciri khas kista potensi
pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan
kista sebesar 5%. Tidak jarang kistanya sendiri kecil tetapi permukaannya penuh
dengan pertumbuhan papiler (solid
papilloma). Potensi keganasan kistadenoma serosum sekitar 30-35%.
Terapi pada umumnya sama seperti kistadenoma
musinosum, hanya perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang
dikeluarkan.
2.2.4
Kista endometrioid
Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada
dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
2.2.5
Kista
Dermoid
Merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang
kistik dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda.
Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan dan agak
tipis. Konsistensi sebagian kistik kenyal dibagian lain padat. Kista ini dapat
terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak diperut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadi
sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga
peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang
kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, biasanya pada wanita
lewat menopause
Terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan,
biasanya dengan seluruh ovarium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar