Jumat, 10 Agustus 2012

KISTOMA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Diantara tumor-tumor ovarium ada  yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat non neoplastik. Tumor ovarium yang bersifat neoplastik  diantaranya kistoma ovarii simplek dan  kistadenoma ovarii musinosum. Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium, dimana tumor ini sering ditemukan pada wanita berusia antara 20-50 tahun.
Kebanyakan tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan, aktivitas hormon, atau komplikasi tumor tersebut
Komplikasi tumor dapat menyebabkan perdarahan, putaran tangkai  robekan dinding kista sampai terjadi  keganasan. Jika terdapat keganasan diperlukan operasi histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral
Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan penanganan yang serius sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan agar masalah yang ada pada ibu dapat teratasi.
1.2        Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan  asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan reproduksi kistoma ovarii melalui pendekatan manajemen kebidanan
1.2.2        Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu  ;
1)            Melakukan pengkajian pada ibu dengan kistoma ovarii
2)            Mengidentifikasi masalah dan diagnosa
3)            Mengidentifikasi kebutuhan segera
4)            Menentukan intervensi
5)            Mengevaluasi tindakan



1.3        Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi buku catatan perkembangan pasien dan studi kepustakaan
1.4        Sistematika Penulisan
BAB I       Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, Metode Penulisan, Pelaksanaan, Sistematika Penulisan
BAB II      Tinjauan Pustaka
BAB III    Tinjauan Kasus terdiri dari Pengkajian, Interpretasi data dasar, Identifikasi masalah potensial, Identifkasi kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
BAB IV    Penutup  terdiri dari Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1   Tumor Ovarium
2.1.1    Klasifikasi
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Adapun klasifikasi tumor ovarium adalah sebagi berikut :
1)            Tumor Non Neoplastik
a.       Tumor akibat radang
b.      Tumor lain
-          Kista folikel
-          Kista korpus luteum
-          Kista lutein
-          Kista inklusi Germinal
-          Kista endometrium
2)            Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
-                Kistoma ovarii Simplek
-                Kistadenoma ovarii serosum
-                Kistadenoma ovarii musinosum
-                Kista endometroid
-                Kista dermoid
b.Solid
-                Fibroma, leiomiama, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
-                Tumor Brenner
2.1.2        Gambaran Klinik
Kebanyakan tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan, aktivitas hormon, atau komplikasi tumor tersebut.
Akibat pertumbuhan
Gejala dan tanda tersebut berupa benjolan diperut mungkin ada keluhan rasa berat, gangguan atau kesulitan defekasi karena desakan, odem tungkai karena tekanan pada pembuluh balik atau lime dan rasa sesak karena desakan diafragma ke kranial.


Aktivitas hormon
Pada umumnya tumor tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon. Bila tumor menghasilkan hormon kadang ada gangguan hormonal berupa gangguan haid.
Akibat Komplikasi
-          Perdarahan  kedalam kista yang sedikit-sedikit akan menyebabkan pembesaran kista. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
-          Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Putaran  tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi,  tarikan  ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale yang menimbulkan rasa sakit, penekanan vena sehingga terjadi pembendungan darah dalam tumor dan perdarahan didalamnya. Jika putaran tangkai berjalan terus akan  terjadi nekrosis hemoragik.
-          Infeksi tumor, terjadi jika dekat tumor ada sumber kuman pathogen, seperti appendicitis, divertikulitis atau salpingitis akut.
-          Robekan dinding  kista, jika terjadi robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung kedalam peritoneum dan menimbulkan nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
2.1.3  Diagnosis
Diagnosis didasarkan pada :
1)            Pemeriksaan Fisik
         Pada pemeriksaan ditemukan tumor dirongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besar, lakalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlu ditentukan jenis tumor.
2)            Laparaskopi
         Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
3)            Ultrasonografi
         Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah  tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rangga perut yang bebas dan yang tidak

4)            Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.Selanjutnya pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
5)            Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk
2.1.4   Diagnosis Banding
-          Kehamilan
-          Ascites
-          Peritonitis TBC
-          Tumor abdomen lain
2.1.5   Penanganan
Tumor Ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik tidak. Jika tumor ovarium tidak memberi gejala dengan diameter kurang  5cm kemungkinan besar tumor tersebut kista folikel atau kista korpus luteum (tumor non neoplastik). Tumor akan mengalami pengecilan spontan dan menghilang. Dalam hal ini dilakukan observasi 2-3 bulan. Jika selama observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor kemungkinan bersifat neoplastik dan dipertimbangkan satu pengobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, Jika tumor besar atau ada komplikasi dilakukan pengangkatan ovarium, disertai pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).
Jika terdapat keganasan operasi yang tepat adalah histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral.
2.2         Tumor Kistik Ovarium Neoplastik Jinak
2.2.1        Kistoma Ovarii Simplek
Kista mempunyai permukaan rata dan halus, bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, dan jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui adanya keganasan.
2.2.2        Kistadenoma Ovarii Musinosum
Tumor ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang pada masa prapubertas
Tumor berbentuk multilokuler, unilateral, dapat pula bilateral. Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel, diantaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir (goblet cells).
Penanganan terdiri dari pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor cukup besar sehingga tidak tampak  sisa ovarium normal, dilakkan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Setelah kista diangkat dilakukan pemeriksaan histologik ditempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.
2.2.3        Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium). Lebih sering ditemukan kista bilateral. Umumnya kista tidak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor licin, dapat pula berbagala (lobulated) karena kista dapat berbentuk multilokuler. Warna kista putih keabu-abuan.. Ciri khas kista potensi pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Tidak jarang kistanya sendiri kecil tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma). Potensi keganasan kistadenoma serosum  sekitar 30-35%.
Terapi pada umumnya sama seperti kistadenoma musinosum, hanya perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan.
2.2.4        Kista endometrioid
Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai  lapisan epitel endometrium.
2.2.5        Kista Dermoid
Merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda.
Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi sebagian kistik kenyal dibagian lain padat. Kista ini dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak diperut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadi sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang  kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, biasanya pada wanita lewat menopause
Terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan, biasanya dengan seluruh ovarium

Tidak ada komentar:

Posting Komentar